Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
| Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi |Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi | Kantor Penghubung |Kata Perenungan |
Majalah Tzu Chi



Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia merupakan cabang dari Yayasan Buddha Tzu Chi Internasional yang berpusat di Hualien, Taiwan. Sejak didirikan oleh Master Cheng Yen pada tahun 1966, saat ini Tzu Chi telah memiliki cabang di 38 negara.

Tzu Chi merupakan lembaga sosial kemanusiaan yang lintas suku, agama, ras, dan negara yang mendasarkan aktivitasnya pada prinsip cinta kasih universal
 


Majalah Dunia Tzu Chi

Kehidupan di Pinggir Rel Kereta Api
  Tanpa menghiraukan keselamatan dirinya, mereka berdagang menyambung hidup di tepi rel kereta api yang berjarak kurang dari satu meter ketika kereta melintas di depannya...
Oase di Muara Angke
  Dari kejauhan, bentuk bangunannya terlihat sangat menonjol dibandingkan dengan bangunan di sekitarnya. Bangunan tersebut berdiri megah dan berjejer berwarna abu-abu gelap, sedangkan bangunan di sekitarnya adalah tempat penjemuran ikan dan bangunan-bangunan semi permanen yang kedaannya memprihatinkan. Kehadirannya bagaikan oase. Oase bagi Muara Angke, Jakarta Utara yang lebih didominasi gambar-gambar buram kehidupan. Bila malam menjelang, bangunan tersebut akan memperlihatkan keanggunannya karena dibaluri sorot lampu yang memancar dari jendela-jendela. ...
Geliat Nelayan Muara Angke
  Kawasan Muara Angke lebih mirip sebuah pulau yang terletak di mulut muara Kali Angke sehingga terpisah dari daratan Jakarta . Kehidupan para warganya sebagai nelayan yang tiap hari bergelut dengan ganasnya debur ombak menyebabkan mereka menjadi orang-orang yang keras. Pergumulan mereka untuk bertahan dari kerasnya gelombang samudera dan panasnya udara pesisir Muara Angke adalah sebuah episode kehidupan yang tak ada habisnya untuk digali.....
Pondasi Perubahan
  Rumah Kasinah tidak terbilang besar. Begitu melewati bingkai pintu yang bernomor B13/3C itu, langsung terlihat ruang tamu dan ruang makan yang digabung, dan tak jauh di sisi kanan terdapat 2 kamar tidur serta kamar mandi. Dalam sekali pandang, itulah keseluruhan rumah Kasinah, sama sekali tidak ada sisi yang tersembunyi. Meski demikian, dinding yang baru dicat ulang warna krem yang lembut dengan cat dari pengelola itu, memberi kehangatan pada siapa saja yang datang. Dalam kesederhanaan, rumah yang ditata dengan rapi ini menawarkan kenyamanan yang tidak kalah dari rumah gedung dengan semua kelengkapannya....
Belajar untuk Bekerja
 

Sore itu terasa istimewa untuk 51 orang ibu rumah tangga, warga Perumahan Cinta Kasih Cengkareng. Mereka secara khusus mengenakan kebaya putih dengan kain batik sebagai pakaian wisuda mereka. Sebelumnya, mungkin tidak pernah terlintas dalam benak, bahwa diri mereka akan mengikuti suatu upacara wisuda, sebab beberapa orang di antara mereka bahkan tidak sempat mengecap pendidikan dasar di sekolah....

"Dua Belas Kali Aku Tergusur"
  Evi Hermawati, seorang siswi kelas 2 SLTP Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta menorehkan catatan mengesankan dalam salah satu kisah hidup yang dilaluinya. Sebuah esai gadis kecil 14 tahun ini yang berjudul Dua Belas Kali Aku Tergusur memenangkan lomba penulisan esai tingkat nasional Children Helping Children kategori SLTP yang diadakan oleh Tupperware. Ia berhasil menyisihkan 1.754 karangan lainnya. Anak ketiga dari 4 bersaudara ini berhasil memenangkan piala, beasiswa sebesar 5 juta rupiah, serta bingkisan yang diserahkan oleh Menteri Pemberdayaaan Perempuan Indonesia, Meuthia Swasono Hatta. ...
Cinta Kasih Itu Berwujud Rumah Baru
  Pagi itu sudah terlihat kesibukan di Jl. Tandi no. 11, Neusu, Banda Aceh. Kesibukan ini untuk mempersiapkan acara peletakan batu pertama Perumahan Cinta Kasih di Desa Panteriek (Lam Seupeung), Banda Aceh. Sebagian relawan Tzu Chi di Aceh bertugas di lokasi peletakan batu pertama, sedangkan sebagian lagi bertugas menjemput para relawan Tzu Chi dari Jakarta yang datang dengan mencarter pesawat. Dalam rombongan tersebut terdapat Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei; kedua wakilnya, Sugianto Kusuma dan Franky O. Widjaja; serta para relawan Tzu Chi dari Taiwan; termasuk juga Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah; Pejabat Pelaksana Sementara (Pjs.) Gubernur NAD, Azwar Abu Bakar; dan Walikota Banda Aceh, Mawardi Nurdin....
Gedung Sekolah untuk Kasih Sayang
  Gedung bertingkat dua yang cat birunya masih baru itu tampak lengang. Tulisan besar-besar !ĦħUniversitas Habib Saggaf, Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman!ĦL di dindingnya, menunjukkan bahwa itu adalah sebuah bangunan sekolah tempat para santri mendalami pengetahuan agama Islam. Jelang siang itu, rupanya para santri sedang berada di dalam kelas mereka, mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh ustadz yang berpakaian putih. Keterbatasan yang memaksa mereka belajar dengan duduk di lantai, tidak mengurangi semangat mereka untuk menuntut ilmu....
Mata Air yang Menakjubkan
  Langit terlihat berkabut, juga keadaan di ladang. Angin yang membawa serta pasir, bertiup melalui dataran tinggi berpasir kuning di Provinsi Gansu, Cina. Tak ada warna hijau yang terlihat. Ada beberapa rumah, tersebar berjauhan di area lembah dan lereng gunung, terlihat sepi dan tidak hidup .....
Membalut Luka Tubuh dan Hati
 

Tiap kali Tzu Chi mengadakan baksos kesehatan, cerita yang paling sering terdengar adalah terbukanya lembaran hidup baru pasien peserta baksos. Hidup mereka sebelumnya yang dibelenggu oleh penyakit, berubah menjadi hari-hari baru yang lebih cerah setelah penyakit yang diderita berlalu dari badannya...

Perubahan yang Berarti
  Bagi seorang perempuan, wajah adalah bagian tubuh yang paling dibanggakan. Jika suatu pagi, Anda tiba-tiba menjumpai sebuah jerawat merusak kehalusan wajah Anda, mungkin sepanjang hari Anda akan berkeluh kesah mengenainya. Keresahan ini membuat Anda lupa bahwa Anda masih punya seraut wajah cantik yang sepatutnya disyukuri. Mungkin semua ini akan berubah setelah Anda mengenal Suriana, gadis dari Tanjung Pinang yang bersahabat dengan lautsetelah musibah yang menimpanya.
Kasih yang Tiada Batas
  entah perasaan apa yang muncul di benak Parikin ketika menyaksikan derita putra kesayangannya, Asep, yang tidak kunjung sembuh dari tumor yang menyerang perut. Tumor tersebut mengakibatkan kerusakan pada sistem pencernaan Asep sehingga anusnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sebuah lubang terpaksa dibuat di perut Asep sebagai jalan keluar kotoran. Sebuah plastik harus diikat di ujung usus di perut yang dilubangi tersebut karena kotoran terus keluar. Sungguh suatu pemandangan yang memedihkan.
Pulang Kekampung Halaman Tzu Chi
  Siang itu suasana di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta cukup ramai. Di meja pelayanan jasa penerbangan China Airlines tujuan Jakarta-Taipei, telah terbentuk antrian panjang. Sebagian besar dari calon penumpang memakai jaket atau kaos yang seragam. Mereka adalah rombongan TKI (Tenaga Kerja Indonesia ), sebagian besar wanita, yang ingin mengadu nasib di negeri seberang. Kami berenam, semuanya perempuan, juga berseragam abu-abu putih dan rambut terkepang rapi, ikut berbaris bersama calon penumpang yang lain. Namun kepergian kami ini bukan untuk mencari nafkah di negeri orang, atau untuk mengikuti pertandingan olahraga tertentu seperti yang sempat ditanyakan oleh seseorang di bandara itu.
Bersiap dan Bersatu Menghadapi Bencana
  “Bantuan Pengobatan Darurat dan Kemanusiaan” (Emergency Relief Medicine and Humanities) adalah tema yang diusung konvensi TIMA tahun 2005. Tema ini dipilih karena terkait dengan maraknya bencana alam yang melanda planet bumi ini selama kurun waktu 2004-2005. Yang paling dahsyat tentu saja gempa bumi dan tsunami yang melanda sekaligus beberapa wilayah, termasuk Aceh dan Sri Lanka . Dan yang paling mutakhir menjelang pelaksanaan konvensi TIMA adalah topan badai Katrina yang melanda New Orleans, Amerika Serikat. Fenomena ini amat memprihatinkan para tenaga medis dan relawan Tzu Chi.
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id